TIMES SIMEULUE, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan penyerapan gabah dan distribusi beras Perum Bulog dilakukan secara konsisten. Ini demi melindungi petani dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran, sehingga masyarakat mudah mengakses dengan harga terjangkau.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya telah menugaskan Perum Bulog untuk memaksimalkan penyerapan gabah setara beras dari produksi petani dalam negeri, disertai program penyaluran stok beras bagi masyarakat.
"Ini satu paket antara penyerapan dan penyaluran," kata Arief saat mendampingi Kunjungan Kerja Panja Pengawasan Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI ke Modern Rice Milling Plant Bulog Subang, Jawa Barat, sebagaimana dilansir ANTARA di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Arief menyampaikan Bapanas tahun ini menugaskan Bulog agar menyerap gabah petani sebanyak 3 juta ton setara beras. Pada saat yang sama Bapanas juga memberikan penugasan kepada Bulog agar satu paket antara penyerapan dengan penyaluran.
"Kita mesti upayakan terus supaya Bulog dapat mengeluarkan stoknya secara konsisten. Masifnya penyaluran cadangan beras pemerintah atau CBP juga akan mempengaruhi kestabilan harga di pasaran," ujarnya.
Keseimbangan Stok dan Distribusi
Menurut Arief, proyeksi stok beras akhir tahun di gudang Bulog harus berada di angka 1,5 sampai 1,8 juta ton. Sementara stok beras yang ada saat ini di Bulog hingga Senin (8/9) mencapai 3,97 juta ton.
Arief menegaskan stok Bulog tidak perlu mencapai 2,5 hingga 3 juta ton, karena berisiko menurunkan mutu dan membebani bunga bank, sekaligus menjaga kesiapan gudang menyerap gabah segar saat panen raya.
"Kalau terlalu banyak, nanti impact-nya adalah turun mutu, bunga bank tinggi," katanya. Ini juga supaya nanti pada waktu di Maret dan April, saat panen raya gudangnya sudah kosong. Jadi siap menyerap produksi yang baru, gabah yang segar," kata Arief pula.
Dalam catatan Bapanas, tahun 2024 menjadi realisasi penyaluran stok CBP terbesar dalam lima tahun terakhir. Kala itu sebanyak 3,4 juta ton CBP telah disalurkan dengan stok akhir tahun di angka 1,8 juta ton. Salah satu impak positifnya adalah inflasi pangan lebih terkendali.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), titik inflasi pangan secara tahunan yang tertinggi di 2024 berada pada Maret dengan 10,33 persen. Namun di bulan-bulan selanjutnya semakin menurun. Di akhir 2024, inflasi pangan tahunan berada di angka yang sangat rendah yaitu 0,12 persen.
Pentingnya Serapan Gabah Petani
Lebih lanjut, dia mengatakan realisasi penyerapan gabah petani setara beras berada di 2,98 juta ton atau 99,52 persen dari target 3 juta ton per Senin (8/9/2025).
Bapanas juga mencatat penyaluran CBP yang terdiri dari berbagai program, antara lain bantuan pangan dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Totalnya telah mencapai 734,5 ribu ton.
Ia mengatakan beras SPHP disalurkan melalui berbagai kanal distribusi mulai pengecer di pasar rakyat, ritel modern, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pemerintah pusat dan daerah, kios binaan dan gerakan pangan murah (GPM), TNI-Polri, termasuk BUMN.
"Untuk memasifkan penyaluran CBP di tahun ini semua dibuka. Teman-teman di DPR juga bisa, termasuk instansi yang menyalurkan untuk jual beras SPHP supaya masyarakat terbantu," ujar Arief.
Arief menambahkan pemerintah telah memberikan Bulog dana Operator Investasi Pemerintah (OIP) sebesar Rp16,6 triliun pada tahun ini untuk melakukan penyerapan gabah petani dan akan menambah alokasi dana sebesar Rp22,7 triliun pada tahun depan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bapanas Konsisten Pantau Kinerja Bulog dalam Penyerapan dan Penyaluran Beras
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |